suaranurani.com | SURABAYA – Rendang daging tidak jauh-jauh dari pendeskripsian; banyak penggemarnya, komposisi penting dari nasi padang ataupun rendang merupakan masakan khas/otentik Nusantara. Terlepas dari siapa yang pertama membuatnya atau asal muasalnya dari mana (rendang daging), sepertinya kita semua perlu bersyukur jika setidaknya sekali saja pernah mencicipi olahan ranking satu di dunia versi “World’s Most Delicious Foods” CNN Media pada tahun 2017.
Rendang daging dirasa tidaklah pernah sama rasanya, selalu beragam saat tiap kali dicicipi. Terdapat hint rasa yang menjadi pembeda pada tiap kali mencicipi rendang. Baik berdasarkan (olahan) wilayah tertentu, ataupun modifikasi-modifikasi yang diharapkan menjadi suatu ‘gugahan’ baru bagi kita untuk menikmati rendang dengan gaya lain.
Salah satu hotel di Kota Surabaya, tengah Kota Surabaya lebih tepatnya, berupaya memberi ‘wajah’ baru dalam olahan rendang daging tapi sang juru masak dengan ‘sakleknya’ (red: berpendirian) tidak merubah bentuk, warna, dan atau rasa (rendang) itu sendiri. Beliau berpendapat, bahwa; rendang ya sudah begitu, kalau dirubah sedikit saja nanti sudah bukan (lagi) rendang. Karena kita sudah ‘akrab’ dengannya (rendang), jadinya hafal sudah (cita rasanya), ujar Executive Chef Crown Prince Hotel, Arief Sriwidoko, pada Rabu (22/05) di Crown Prince Hotel Jl. Basuki Rahmat nomor 123-127, Surabaya.
Arief Sriwidoko berpendapat bahwa kreasi masakan Nusantara sebenarnya sangat luas, namun kacamata mana yang mau kita pakai. Dalam artian ada suatu hal yang tersorot oleh ‘kacamata’ Arief adalah masakan Nusantara seringkali terpaku pada nasi sebagai pengikat karbohidrat, selain nasi merupakan makanan pokok tentunya, yang disinlah sudut pandang Arief secara tidak sengaja melihat peluang roti dapat menggantikan nasi, meskipun sulit karena tidak terbiasa (red: sumber karbohidrat selain nasi).
Melihat olahan khas Italia, pizza salah satunya, Ia tertarik intuk mengkolaborasikan olahan rendang daging dengan dough atau adonan dari pizza tersebut. Terlebih olahan Arief dalam karyanya tersebut mengolah adonan sedemikian rupa agar lebih ‘ringan’ saat dimakan, dengan mengubah adonan pizza menjadi tipis khas pizza Italia. “Meskipun dimakan sendirian-pun bisa habis itu! (pizza rendang), kalo saya loh ya, gatau kawan-kawan lain gimana” ujar Arief dilanjut geli tawa.
Selain pizza rendang, Arief juga menyuguhkan beberapa menu andalannya, seperti; pizza buah, spaghetti cabai hijau, soto ayam terasi & lodeh salmon. Beberapa menu tersebut saat ini menjadi jargon utama Crown Prince Hotel dalam suguhan ditiap harinya.
Chef Arief Triwidoko memang gemar untuk mengembangkan olahan nusantara menjadi menu baru, bahkan baru pertama kali kita dengar namanya. Mungkin baginya rendang daging tidak melulu soal nasi padang, pizza tidak melulu soal saus tomat dan keju mozarella, justru makanan khas di dua negara berhasil Ia sulap menjadi olahan baru, yang tentunya tidak dimiliki oleh negara manapun.(ara)